H. Agus Salim merupakan tokoh
pergerakan nasional yang sangat luas wawasan keilmuan dan wawasan pengalamannya. Ia menguasai
7 bahasa asing yang dipelajarinya
secara otodidak. Kecerdasan yang jarang dimiliki manusia Indonesia hingga kini.
H. Agus Salim, lahir di kota
Gadang, Padang, Sumatera barat 8 oktober
1884. Lulus sekolah HBS, ia
bekerja sebagai penerjemah dan bekerja sebagai pegawai konsulat Belanda di
Jeddah, Arab Saudi. Tinggal di Jeddah
memberi peluang kepadanya untuk belajar agama islam lebih luas dan mendalam,
sekaligus belajar menjadi seorang diplomat yang handal.
Dalam era pergerakan nasional, H.Agus Salim masuk kedalam Syarekat Islam.
Disamping mensosialisasikan organisasi Syarekat Islam , ia juga mensosialisasikan berbagai program perjuangan
Syarekat Islam. Ia juga mendakwahkan
pemikiran Islam yang lurus dijalan Allah swt dan menjelaskan berbagai pemikiran,
faham, isme yang bertentangan dengan ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul.<a href=http://www.sejarahduchie.blogspot.com>pindah</a>.
Dalam rangka meluruskan pemikiran
politik Islam Syarekat Islam, H. Agus Salim, Abdul Moeis ia melakukan
disiplin partai terhadap anggota
Syarekat Islam yang juga menjadi anggota ISDV ( organisasi komunis ) bentukan
Sneevliet atau yang sering disebut sebagai Syarekat Islam merah yang dipimpin
tokoh muda Syarekat Islam, Semaun dan Darsono.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Perang Dunia I telah
mengakibatkan kerusakan parah diberbagai bidang di benua Eropa, termasuk
kerusakan ekonomi pasar Eropa. Sehingga
terjadilah krisis ekonomi global, Malaise.
Negara Belanda yang menjadi arena perang juga mengalami kehancuran,
sehingga, mengalami krisis ekonomi yang parah.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Disisi lain, lemahnya kekuatan politik, militer dan ekonomi Negara-negara
colonial Eropa dan menguatnya gerakan Fascisme, komunisme, memunculkan
gelombang anti kolonialisme dan imperialism di berbagai tanah dan negeri
jajahan, baik di Asia, Afrika,maupun Amerika latin, termasuk di Indonesia.
Lemahnya kekuatan militer dan
ekonomi Belanda, dan inspirasi kemenangan Jepang atas bangsa Rusia
membangkitkan semangat merdeka dikalangan anggota-anggota dan pimpinan
organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Syarekat Islam yang merupakan
organisasi sosial budaya mengubah haluan menjadi partai politik dengan
mendirikan Partai Syarekat Islam Indonesia.
H. Agus Salim mentransformasikan Syarekat Islam yang awalnya menjadi persatuan para pedagang Islam untuk
menghadapi para pedagang batik China menjadi partai politik modern, terlebih
setelah HOS Tjokroaminoto wafat dan H. Agus Salim menjadi ketua Partai Syarekat
Islam Indonesia.
Peran sejarahnya dalam mengangkat
nama Indonesia terjadi ketika ia menjadi
pembicara dalam Konferensi Buruh
Internasional di Jenewa, Swiss dengan berbicara dalam bahasa Perancis yang
fasih, sehingga, banyak peserta dari berbagai Negara kagum dengan kemampuannya
berbicara dengan logika yang tajam. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Keahliannya, wawasannya membuat
ia dijadikan pembicara di berbagai Negara,sehingga, suatu ketika ada orang bule
yang menyentil kebiasaannya menghisap cerutu dan dengan menyindir juga H. AgusSalim menjelaskan sebab cerutu juga yang membuat bangsa Eropa melakukan penjelajahan , penjajahan dan melakukan kolonialisme dan imperialism di Asia , Afrika, bahkan Amerika.
Peran sejarah H. Agus Salim
ketika masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota PPKI dan menjadi perumus
Undang – undang dasar bersama Prof. Dr.
Supomo, Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo dll.
Ia juga menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung, menjadi Mentri Muda Luar negeri pada masa Kabinet Sjahrir 1
dan Kabinet Sjahrir II. Menjadi mentri
luar negeri pada masa Kabinet Hatta.
Peran sejarahnya yang panjang
seiring masa panjang hidupnya , tak membuatnya lelah, tetapi Tuhan memanggilnya
pada tanggal 4 nopember 1954 di Jakarta. Iapun beristirahat untuk selamanya.