Tuesday, March 24, 2015

H. Agus Salim



H. Agus Salim merupakan tokoh pergerakan nasional yang sangat luas wawasan keilmuan dan wawasan pengalamannya.  Ia menguasai  7  bahasa asing yang dipelajarinya secara otodidak. Kecerdasan yang jarang dimiliki manusia Indonesia hingga kini.
H. Agus Salim, lahir di kota Gadang, Padang, Sumatera barat 8 oktober  1884.  Lulus sekolah HBS, ia bekerja sebagai penerjemah dan bekerja sebagai pegawai konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi.  Tinggal di Jeddah memberi peluang kepadanya untuk belajar agama islam lebih luas dan mendalam, sekaligus belajar menjadi seorang diplomat yang handal.
Dalam era pergerakan nasional, H.Agus Salim masuk kedalam Syarekat Islam.  Disamping mensosialisasikan  organisasi Syarekat Islam , ia juga  mensosialisasikan berbagai program perjuangan Syarekat Islam.  Ia juga mendakwahkan pemikiran Islam yang lurus dijalan Allah swt dan menjelaskan berbagai pemikiran, faham, isme  yang bertentangan dengan  ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul.<a href=http://www.sejarahduchie.blogspot.com>pindah</a>.
Dalam rangka meluruskan pemikiran politik Islam  Syarekat Islam,  H. Agus Salim, Abdul Moeis ia melakukan disiplin partai terhadap  anggota Syarekat Islam yang juga menjadi anggota ISDV ( organisasi komunis ) bentukan Sneevliet atau yang sering disebut sebagai Syarekat Islam merah yang dipimpin tokoh muda Syarekat Islam, Semaun dan Darsono.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Perang Dunia I telah mengakibatkan kerusakan parah diberbagai bidang di benua Eropa, termasuk kerusakan ekonomi pasar Eropa.  Sehingga terjadilah krisis ekonomi global, Malaise.  Negara Belanda yang menjadi arena perang juga mengalami kehancuran, sehingga, mengalami krisis ekonomi yang parah.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Disisi lain, lemahnya  kekuatan politik, militer dan ekonomi Negara-negara colonial Eropa dan menguatnya gerakan Fascisme, komunisme, memunculkan gelombang anti kolonialisme dan imperialism di berbagai tanah dan negeri jajahan, baik di Asia, Afrika,maupun Amerika latin, termasuk di Indonesia. 
Lemahnya kekuatan militer dan ekonomi Belanda, dan inspirasi kemenangan Jepang atas bangsa Rusia membangkitkan semangat merdeka dikalangan anggota-anggota dan pimpinan organisasi pergerakan nasional Indonesia.


Syarekat Islam yang merupakan organisasi sosial budaya mengubah haluan menjadi partai politik dengan mendirikan Partai Syarekat Islam Indonesia.  H. Agus Salim mentransformasikan Syarekat Islam yang awalnya  menjadi persatuan para pedagang Islam untuk menghadapi para pedagang batik China menjadi partai politik modern, terlebih setelah HOS Tjokroaminoto wafat dan H. Agus Salim menjadi ketua Partai Syarekat Islam Indonesia.
Peran sejarahnya dalam mengangkat nama Indonesia  terjadi ketika ia menjadi  pembicara dalam Konferensi Buruh Internasional di Jenewa, Swiss dengan berbicara dalam bahasa Perancis yang fasih, sehingga, banyak peserta dari berbagai Negara kagum dengan kemampuannya berbicara  dengan logika yang tajam. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.

Keahliannya, wawasannya membuat ia dijadikan pembicara di berbagai Negara,sehingga, suatu ketika ada orang bule yang menyentil kebiasaannya menghisap cerutu dan dengan menyindir juga H. AgusSalim menjelaskan sebab cerutu juga yang membuat bangsa Eropa melakukan  penjelajahan , penjajahan  dan melakukan kolonialisme dan imperialism  di Asia , Afrika, bahkan Amerika.
Peran sejarah H. Agus Salim ketika masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota PPKI dan menjadi perumus Undang – undang dasar bersama  Prof. Dr. Supomo, Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo dll.
Ia juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, menjadi Mentri Muda Luar negeri pada masa Kabinet Sjahrir 1 dan Kabinet Sjahrir II.  Menjadi mentri luar negeri pada masa Kabinet Hatta.

Peran sejarahnya yang panjang seiring masa panjang hidupnya , tak membuatnya lelah, tetapi Tuhan memanggilnya pada tanggal 4 nopember 1954 di Jakarta. Iapun beristirahat untuk selamanya.

No comments:

Post a Comment