HAMKA : Ulama Jenius
Sangat popular dipanggil Hamka,
nama aslinya Abdul Malik. Ulama terkenal dan sangat popular sejak masa
perjuangan hingga decade 1970an. Ia ahli
sejarah, seorang pujangga,mubaligh, cendikiawan. Lahir di Sungai batang,
Maninjau 17 Pebruari 1908. Ayahnya ulama
besar Minangkabau H. Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul bin Syaikh Muhammad
Amrullah, ibunya Siti Shafiyah Binti Gelanggang.
Sejak usia 6 tahun belajar
mengaji Alquran pada ayahnya yang seorang ulama. Setahun kemudian HAMKA masuk sekolah desa. Tahun ke 3 ia masuk sekolah diniyah yang
didirikan Syaikh Zaenudin labia al Yunusi.
Jadwalnya pagi hari bersekolah disekolah desa, siang hingga sore
disekolah diniyah, malam hari mengaji pada ayahnya. Tetapi, setelah ayahnya
mendirikan Thawalib school, ia berhenti disekolah desa dan bersekolah disekolah
yang didirikan ayahnya.
Tahun 1924, saatnya 16 tahun, HAMKA merantau ke Jawa, ke Yogyakarta. Ia belajar disekolah Muhammadiyah, ia belajar ke Ki Bagus hadikusumo, tangan kanan KH Ahmad Dahlan. Ia juga belajar dari HOS Tjokroaminoto. Di Yogyakarta ia aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, politik maupun kegiatan keagamaan.
Tahun 1924, saatnya 16 tahun, HAMKA merantau ke Jawa, ke Yogyakarta. Ia belajar disekolah Muhammadiyah, ia belajar ke Ki Bagus hadikusumo, tangan kanan KH Ahmad Dahlan. Ia juga belajar dari HOS Tjokroaminoto. Di Yogyakarta ia aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, politik maupun kegiatan keagamaan.
Kecerdasannya membuat HAMKA mudah
menangkap ilmu pengetahuan yang dibacanya, sehingga ia bertransformasi menjadi penceramah cerdas.
Dan ketika ia berusia 17 tahun, ia pulang ke Minangkabau dan
menjadi penceramah. Tetapi, pemahaman ilmu agama Islam yang belum
mendalam mendorongnya pergi ke Mekkah dan mempelajari Islam dari sumbernya, sambil melaksanakan ibadah Haji.
Sebagai seorang pembelajar, HAMKA
banyak menuliskan hasil belajar agama
islamnya kedalam tulisan. Ia menulis
artikel dimuat Koran harian Pelita Andalas, Bintang Islam, Seruan Islam, dan
Suara Muhammadiyah, menulis buku berjudul Arkanul Islam, Laila Majnun, Falsafat
Hidup, Lembaga Hidup, serta sebuah
novel dengan judul “ si Sabariah “, Tenggelamnya kapal Van Der wijk Dll.Pulang belajar dan Haji dari Mekah, ia menikah dengan
Siti Raham. Ia aktif jadi pengurus Muhammadiyah dan menjadi Tabligh school.
Tahun 1946 Ia menjadi ketua Muhammadiyah
Padang Panjang.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Tanggal 18 Desember 1949 Hamka
pindah ke Jakarta dan ia tetap menjadi seorang ulama dan banyak memberikan ceramah , teruatama di
RRI dan TVRI di Jakarta. Proses
belajarnya yang tidak berhenti membuatnya mampu menyusun tafsir Al Qu’an yang
membuatnya dianugerahi gelar Honoris Causa oleh Universitas Al Azhar, Kairo,
Mesir.
Dizaman demokrasi terpimpin,
dimana kehidupan plitik diwarnai oleh opini PKI, HAMKA yang seorang pembela
Islam dianggap ancaman bagi cita-cita PKI mendirikan Negara komunis dan
jalannya revolusi. 27 Januari 1962, Hamka
difitnah dengan tuduhan akan
merencanakan pembunuhan terhadap
presiden Soekarno. Sehingga, ia
ditangkap dan dipenjarakan. Ia bebas di awal pemerintahan Orde Baru.<a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Tanggal 21 Juli 1975 ia diangkat
menjadi ketua MUI. Sebagai ketua MUI ia
berperan lebih banyak lagi untuk kemajuan ummat Islam baik didalam negeri
maupun diluar negeri. Usia tua , banyak kegiatan, membuatnya lelah, ia masuk
rumah sakit karena serangan jantung dan tanggal
24 Juli 1981, iapun kembali ke penciptaNya, Allah swt.
Sumber: Abdul Roshad
shiddiq. HAMKA. Jakarta: Cita Putra
Bangsa. 2001.
No comments:
Post a Comment